DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Produksi
B.
Faktor-Faktor Produksi
C.
Fungsi Produksi
D.
Jangka Waktu Produksi
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah Tuhan Sang Pencipta dengan tulus
Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.
Cara-cara yang digunakan pada penulisan ini adalah :
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI PRODUKSI
A. Pengertian Produksi
Ø
Proses mengubah input menjadi output.
Ø Produksi meliputi semua kegiatan
untuk menciptakan/menambah nilai/guna suatu barang/jasa.
Produksi : Suatu kegiatan memproses input
(faktor produksi) menjadi suatu output. Atau usaha menciptakan dan meningkatkan
kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Kita ambil contoh sekarung
tepung. Tepung merupakan bahan baku yang manfaatnya baru terasa bila telah
diubah menjadi roti, usaha pembuatan tepung menjadi roti merupakan kegiatan
produksi. Tapi, tidaklah mudah mengubah bahan baku mejadi barang siap konsumsi
untuk dapat melakukan kegiatan produksi seorang produsen membutuhkan “Faktor-Faktor Produksi”.
B. Faktor-Faktor Produksi
Faktor – Faktor Produksi
ada dua macam :
·
Faktor
Produksi Asli;
·
Faktor
Produksi Turunan;
1. Faktor Produksi Asli antara lain sebagai
berikut :
1.1
Alam, alam
berperan sebagai factor produksi dan berbagai hasil
alam dan sumbangnnya bagi produksi :
a. Tanah, tanah yang bagus
untuk ditanami membawa keuntungan yang besar bagi petani. Bagi pengrajin
gerabah, tanah yang liat bisa menjadi bahan baku yang untuk pembuatan gerabah.
b. Air, Banyak usaha
produksi tergantung pada air. Tanpa kesediaan air bersih pabrik pengolahan air
minum akan mati. Air laut berguna sebagai bahan pembuatan garam dan banyak lagi
kegunaan air yang lain.
c. Udara. Kegunaan udara
ini sangat banyak disamping untuk yang kita hirup juga berguna sebagai memutar
kincir angin, selain itu udara mampu mempengaruhi iklim dan menunjang kesuburan
tanah.
d. Sinar Matahari, ini
sangat berguna bagi kehidupan selain digunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik dan tenaga surya sinar matahari dapat membantu kesuburan tanah, para
petani dan pemilik perkebunan sangat membutuhkannya.
e. Tumbuh-tumbuhan, Mulai
dari tumbuhan yang ada di belakang rumah hingga yang ada di kebun mempunyai
peranan penting bagi produsen.
f. Hewan, Bagi petani
hewan dapat digunakan sebagai pembajak sawah (sapi, kerbau) atau menarik
kendaraan (kuda), dan juga hewan dapat dikonsumsi oleh manusia.
g. Barang Tambang.
Berbagai barang tambang berguna sebagai bahan baku produksi, mulai dari minyak
sebagai bahan baker, emas untuk perhiasan dn lain sebagainya.
1.2. Tenaga Kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber
daya alam
yang tersedia tidak akan dapat dirubah menjadi
barang hasil
produksi.
a. Tenaga kerja menurut sifat kerja dapat dibagi
atas:
tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani
merupakan tenaga kerja yang menekankan kemampuan berfikir. Tenaga kerja jasmani
merupakan tenaga kerja yang menekankan kemampuan fisik dalam proses produksi.
b. Tenaga kerja menurut kualitas dapat dibagi
atas :
1). Tenaga kerja tidak terdidik dan
terlatih,
Yaitu tidak dibutuhkan pendidikan khusus untuk melakukan
pekerjaan ini.
Contoh Pesuruh, Pembantu, Kuli dll.
2). Terdidik dan terlatih.
Yaitu mereka memiliki keahlian dan
pendidikan sesuai bidangnya. Semakin ahli semakin mahal harganya dan semakin
sulit untuk dicari.
Contoh : Pengacara, Dokter dll.
3). Terlatih.
Yaitu mereka memiliki keterampilan di
bidangnya, tidak perlu pendidikan tinggi,
Contoh ; penjahit, pengemudi dll.
2. Faktor Produksi
Turunan. Antara lain sebaga berikut :
1. Modal. Meski tersedia bahan baku dan manusia
yang dapat mengolahnya, bila tidak ada modal, produksi tidak akan berjalan
dengan baik. Jangan bayangkan modal semata-mata berupa uang. Modal lebih luas
dari itu karena meliputi semua alat yang dipergunakan sebagai penunjang proses
produksi. modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.
Modal
dapat dibedakan menurut:
1) Kegunaan dalam
proses produksi.
a) Modal
tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan
berkali-kali
dalam proses produksi.
Contoh: gedung, mesin-mesin
pabrik.
b) Modal
lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai
dalam proses produksi.
Contoh: bahan baku, bahan pembantu.
2) Bentuk Modal
a) Modal
konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat
secara nyata dalam proses produksi.
Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.
b) Modal
abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak
dapat
dilihat tetapi mempunyai nilai dalam perusahaan.
Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.
2. Skill / kewirausahaan.
Yang dimaksud dengan keahlian adalah kemampuan pengusaha sebagai produsen untuk
mengolah factor-faktor produksi di atas hingga dapat melakukan tindak produksi
yang efektif dan efesien. Wirausaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu
proses produksi, Wirausaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan.
Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus
mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan usahanya.
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah
sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada
awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja,
modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor
sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik
langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian
disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli
juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat
semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006)
Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi,
yaitu :
1. sumber daya fisik (physical
resources),
2. tenaga kerja (labor),
3. modal (capital),
4. kewirausahaan (entrepreneurship), dan
5. sumber daya informasi (information
resources).
Yaitu
seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya.
Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh
karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.
C. Fungsi Produksi
Produsen dalam melakukan kegiatan produksi,
mempunyai landasan teknis, yang didalam teori ekonomi disebut “Fungsi
Produksi”
Fungsi
Produksi : suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan
(fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan
tingkat output yang dihasilkan atau juga merupakan interaksi antara masukan
dengan keluaran. Misalkan kita akan memproduksi jeans. Jeans itu bisa di
produksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah
begitu saja, maka hasilnya akan berubah.
Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan
sebagai berikut :
|
Q =
jumlah output (hasil produksi)
K =
modal (kapital)
L =
tenaga kerja (labor)
R =
kekayaan akan (raw material)
T =
teknologi
Faktor
produksi : input
Jumlah
produksi : output
Perlu diketahui
bahwa teknologi tidak dianggap sebagai faktor produksi.
1. Produksi Dengan Satu Input Variabel(Produksi
Jangka Pendek)
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan antara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan tingkat produksi barang. (Faktor produksi lain : tetap)
Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang
Dalam
analisis produksi dengan satu input variabel diasumsikan bahwa semua faktor
produksi selain tenaga kerja (L) dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi
dengan satu input variabel : Q = f (L).Fungsi Produksi dengan Satu Input
Variabel Tunduk pada “
(The Law of Diminshing Return)
* menyatakan bahwa: apabila
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus
ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi
tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini
menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai
tingkat yang maksimum kemudian menurun.
Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi Marginal
Ø
Produksi Marginal
* tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga
kerja yang digunakan.
MP : produksi marginal
DTP : pertambahan produksi total
DL :
pertambahan tenaga kerja
Marginal
Produck (MP) of labor (MPL) : extra output perunit change in labor used, MPL
= TP/L.
Ø
Produksi Rata-rata
* produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja.
AP : produksi rata-rata
TP : produksi total
L : tenaga kerja
Average
Produck (AP) of labor (APL) = total product divede by the
quantity of labor used. APL = TP/L.
Tabel
1. Dibawah ini menunjukan
sistem produksi dengan satu input variabel dimana dimisalkan Y input faktor
produksi modal (kapital) dan X merupakan input faktor produksi variabel tenaga
kerja. Dalam Tabel 1. Dimisalkan perusahaan berproduksi dengan menggunakan
sejumlah modal(Y) tertentu misalnya Y = 2 (artinya Y konstan), dan input
variabel tenaga kerja/labor X.
Tabel 1.
Kurva Produksi Total, Produksi Marginal dan Produksi Rata-rata
Faktor
Produksi X, jika Y = 2 (konstan)
|
Kuantitas
Input Labor
(L)
|
Total Product
Dari Input X
(Q)*
|
Marginal Product
Dari Input X
(MPx)
|
Average Product
Dari Input X
(APx)
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
15
31
48
59
68
72
73
72
70
67
|
15
16
17
11
9
4
1
-1
-2
-3
|
15
15,5
16
14,7
13,6
12,0
10,4
9
7,8
6,7
|
Hubungan antara Total Product
(TP), Marginal Product (MP) dan Average Product (AP) dapat digambarkan secara
grafik seperti pada gambar 1 berikut ini :
Gambar 1
Kurva Produksi Total, Produksi Marginal dan Produksi
Rata-rata
Ø
Tahap-Tahap
Produksi
Pada hakekatnya the law of dimishing
return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi dan jumlah input
tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 tahap :
(1) Tahap
Pertama : Produksi Total (Total
Product) mengalami pertambahan yang semakin cepat.
Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva
total product dimana AP (produksi rata-rata) maksimum, dan pada
titik ini AP=MP (marginal product).
(2) Tahap Kedua : Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin
lama semakin kecil.
Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum
sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.
(3) Tahap Ketiga : Produksi total (total product) semakin lama semakin menurun.
Tahap III ini meliputi daerah dimana
MP negatif.
·
Inflection point (titik belok) : yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product (TP)
mulai berubahan.
·
Faktor produksi tetap (fixed input) : yaitu input faktor produksi yang jumlahnya tidak
dapat dirubah dengan segera mengikuti perubahan output. Contoh : Gedung, mesin,
managerial, dll.
·
Faktor produksi variabel (variabel input) : yaitu input yang dapat mengikuti
perubahan jumlah output yang dihasilkan.
Ø Tahap Produksi Paling Efisien
1.
Tahap I menunjukan bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor,
L) masih sedikit, bila dinaikan penggunaannya, maka produksi rata-rata (average
product, AP) naik dengan ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga
input tenaga kerja (L) tetap, maka dengan naiknya produksi rata-rata (cost
of production per-unit) akan menurun dengan ditingkatkannya produksi
(output).
Dalam
pasar persaingan sempurna (perfect competition), produsen tidak akan pernah
beroperasi (berhenti berproduksi) pada tahap I ini, karena dengan memperbesar
volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini berarti akan
memperbesar keuntungan yang ia terima. Jadi pasa tahap I ini “efisiensi
produksi” belum maksimal.
2.
Tahap III meliputi daerah dimana produksi
marginal (marginal product, MP) negatif. Pada tahap III ini penggunaan
input tenaga kerja (L) sudah terlalu banyak, sehingga produksi total (total
product, TP) justru akan menurun, jika penggunaan input tenaga kerja (L)
tersebut diperbesar, karena MP negatif (efisiensi produksi telah melampaui
kondisi maksimal).
3. Diantara tahap I dan tahap III terdapat
tahap II.
Maka
berdasarkan pada keadaan tahap I dan tahap III dapat disimpulkan bahwa “efisiensi
produksi maksimal” terjadi pada tahap II.
2. Produksi Dengan Dua Input Variabel Produksi Jangka
Panjang)
Dua faktor produksi yang
dianggap variabel atau dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja dan modal.
Dalam teori produksi diasumsikan juga, bahwa antara tenaga kerja dan modal
dapat dipertukarkan penggunaannya satu sama lain. Modal dapat menggantikan
tenaga kerja oleh tenaga kerja dapat menggantikan modal.
Jika upah tenaga kerja dan pembayaran per unit terhadap penggunaan modal diketahui, maka
bagaimana caranya perusahaan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk
menghasilkan output pada suatu tingkat tertentu dapat diketahui. Disamping itu,
dengan sejumlah biaya tertentu bagaimana caranya perusahaan memaksimalkan
output juga dilaksanakan. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk memenuhi
maksud tersebut adalah dengan menggunakan “kurva isokuan” dan “garis isokos”.
Ø
Kurva Produksi Sama (Isoquant)
*
kurva yang menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan
menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.
Tabel 2.
Gabungan
Tenaga Kerja dan Modal
Untuk menghasilkan 1000 unit
produksi
|
GABUNGAN
|
TENAGA KERJA
|
MODAL
|
TINGKAT PRODUKSI
|
|
A
|
1
|
6
|
1000
|
|
B
|
2
|
3
|
1000
|
|
C
|
3
|
2
|
1000
|
|
D
|
6
|
1
|
1000
|
Kurva isokuan itu,
menunjukan suatu tingkat ouput tertentu makin tinggi kurva isokuan menunjukan
tingkat output yang makin besar pula.
Sedangkan berbagai kumpulan
(himpunan) kurva isokuan yang mungkin
dapat dicapai oleh produsen disebut “peta
kurva isokuan” (isoquant curve map).
Karakteristik Kurva Isokuan :
1.
Cembung kearah titik origin
2.
Didaerah yang relevan mempunyai slope (berlereng)
negatif.
3. Antara
kurva isokuan yang satu dengan yang lain tidak pernah berpotongan.
4.
Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan
semakin tinggi jumlah output.
Gambar 2
Kurva kurva produksi sama (isoquant)
![]() |
| Add caption |
Ø Garis Biaya Sama (Isocost)
*
Garis yang menggambarkan gabungan faktor produksi yang dapat diperoleh
dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu.
*
menunjukan berbagai kombinasi (gabungan) input faktor tenaga kerja dan
input modal yang dapat dibeli dengan sejumlah anggaran (pengeluaran) tertentu.
Sehingga
persamaan garis isokos :
C = wL + rK
Dimana :
C = total
cost untuk memperoleh sejumlah K dan L tertentu.
L = jumlah input
tenaga kerja (unit)
w = tingkat
upah (wage) per unit tenaga kerja
r = biaya
penggunaan modal per unit.
Karakteristik Kurva Isocost :
1. Sumbu tegak sumbu modal (K)
dan Sumbu adalah tenaga kerja (L)
2. Titik potong garis isokos
dengan sumbu modal (K) terjadi pada saat L=0
3. Titik potong garis isokos
dengan tenaga kerja (L) terjadi pada saat K=0
Gambar
3
Kurva kurva biaya sama (isocst)

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi Untuk dapat mewujudkan barang
dan jasa yang hendak dipakai memenuhi kebutuhannya, maka manusia harus
melakukan kegiatan produktif. Dengan kata lain, harus dilakukan proses
produksi. Proses produksi ini hanya dapat terlaksana jika telah tersedia
factor-faktor produksi, yaitu :
4.
Sumber
Daya Alam
5.
Sumber
Daya Manusia
6.
Modal
dan
7.
Skill
Sesudah proses produksi berakhir, maka kepada keempat
factor produksi itu haruslah dibayarkan balas jasanya masing-masing, yaitu :
1. Sewa untuk Sumber Daya Alam
2. Upah untuk Sumber Daya Manusia
3. Bunga atau bagi hasil untuk Modal dan
4. Laba atau keuntungan untuk Skill/keahlian
Kemampuan menghasilkan dari setiap
factor produksi tersebut, sendiri-sendiri maupun bersama-sama, disebut
kapasitas produktif. Adapun cara mengukur kapasitas produktif itu adalah dengan
menghitung produktivitasnya. Produktivitas itu sendiri berarti “input per
satuan output”. Apabila output adalah sinonim bagi produk (hasil produksi),
input adalah sinonim bagi factor produksi, dan bagi sumber-sumber produktif.
DAFTAR PUSTAKA
- Algifari, (2003), Ekonomi Mikro. Yogyakarta: STIE YKPN.
- Munir, Sahibul Ir., SE.M.SI, (2006), Pengantar Ilmu
Ekonomi, Surabaya:
PUSAT PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR- UMB,
- Murtiasih, Sri, SE., MM, (2006), Pengantar Ekonomi Mikro,
Surabaya
- Putong, Iskandar, (2002), Ekonomi Mikro dan Makro.
Jakarta: Ghalia Indonesia
- Rosysidi, Suherman. (2005), Pengantar Teori Ekonomi:
Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan
Makro. Jakarta: PT. RadjaGrafindo Persada.
- Sukirno, Sadono, (1999), Pengantar teori Mikroekonomi,
Edisi kedua. Jakarta:
RajaGrafindo
Persada.
- Sanusi, Bachrawi, (2003), Ekonomi Mikro : Suatu Pengantar,
Jakarta : Penerbit
Universitas
Trisakti.
- Salvataro, Dominick, (1997), Teori Mikro Ekonomi Seri Buku
Schaum: Teori dan
Soal-Soal, Jakarta:
Erlangga.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar