STATISTIKA BAB III





UKURAN PEMUTUSAN
DI SUSUN OLEH :
v Edward Rudi Rumatrai :10. 021. 056
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Satatistik I ”. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah mata kuliah Akuntansi Manajemen. Selain
itu makalah ini juga dibuat dengan tujuan agar para pembaca dapat mengetahui
tentang ruang lingkup akuntansi manajemen. Dan agar para pembaca dapat lebih
memahami apa yang dimaksud dengan akuntansi manajemen itu sendiri.
Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Hj musriha. selaku dosen mata kuliah Statistik I . Dan penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
para pembaca sekalian.
Surabaya, 07 Juli 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………...
DAFAR
ISI……………………………………………………………………………………….
3. 1 PENGANTAR…………………………………………………………………………….....
3.
2 RATA HITUNG……………………………………………………………………………..
3 .2. 1 Rata rata Hitung Populasi………………………………………………………….
3. 2. 2 Rata rata hitung sampel…………………………………………………………….
3. 2. 3 Rata rata hitung tertimbang………………………………………………………
3. 2 4 Data Berkelompok…………………………….……………………………………..
3. 2. 5 Memahami Sifat Rata Rata
Hitung………………………………………………..
3.
3 MEDIAN……………………………………………………………………………………..
3. 3.1 Median Untuk Data Tidak Berkelompok………………………………………….
3. 3. 2 Median Untuk Data Berkelompok…………………………………………………
3. 3. 3 Sifat Median…………………………………………………………………………
3. 4 MODUS………………………………………………………………………………………
3.5
HUBUNGAN RATA RATA , HITUNG ,MEDIAN, MODUS……………………………
3. 6 UKURAN LETAK…………………………………………………………………………..
3. 6. 1 Kuartil……………………………………………………………………………….
3. 6. 2 Desil…………………………………………………………………………………..
3. 6. 3 Persentil……………………………………………………………………………...
3. 7
RINGKASAN………………………………………………………………………………...
3.8 LATIHAN SOAL DAN
JAWAB……………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………….
3.1 Pengantar
Pemakaian ukuran pemusatan baik berupa
rata-rata hitung,median maupun modus sering dipakai dalam banyak peristiwa baik
ekonomi maupun sektor lain.berikut beberapa contoh pemakaian ukuran pemusatan:
1. Berdasarkan data harian Kompas 5 maret 2003
dan majalah investor No 27,rata-rata harga saham dari 20 saham pilihan bulan
maret 2003 adalah Rp 490,75 per saham, rata-rata harga saham khusus sektor
perbankan Rp 420 per lembar, sadangkan rata-rata harga saham sector restoran,
hotel, dan pariwasata mencapai Rp 728 per lembar.
2. Bank Indonesia menyatakan bahwa rata-rata laju
inflasi di Indonesia selama periode 1995-2000 adalah 19,53%, sedangkan korea
selatan 4,18% dan Amerika Serikat 2,35%.
3. Penelitain Proyek Pembinaan Usaha Kecil dan
Menengah, UBM tahun 2002 menunjukkan dari 35 perusahaan yang dibina rata-rata
71,6%menytakan setuju untuk memperbaiki sestem penyusunan anggaran, dan rata-rata
78,8% menyatakan setuju untuk perbaikan system informasi manajemen
4. Data BPS menunjukan bahwa rata-rata suku bunga
kredit Bank Umum Pemerintah selama 4 tahun terakir adalah 20,02% per tahun,
Bank Umum Swasta 25,44%,Bank pembangunan Daerah 22,82%,sedangkan Bank Asing,
dan Bank Campuran 21,72%.
3.2
Rata-rata Hitung
Rata-rata hit merupakan merupakan nilai yang
diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai data dan membaginya dengan jumlah
data. Rata-rata hitung merupakan nilai yang menunjukan pusat dari nilai data
dan merupakan nilai yang dapat mewakili dari keterpusatan data.
Untuk mempermudah memehami tentang rata-rata
hitung,pada sub-bab ini akan dibahas secara berurutan Rata-rata hitung
populasi, Rata-rata hitung sampel, Rata-rata hitung tertimbang, Rata-rata
hitung data berkelompok.
3.2.1 Rata-rata Hitung Populasi
Rata-rata hitung populasi merupakan nilai
rata-rata dari data populasi. Pengertian populasi seperti ditemuan pada Bab 1,
adalah semua anggota dari suatu ekosistem atau keseluruhan anggota dari suatu
kolompok. Contoh populasi saham pilihan bulan maret 2003 pada bursa efek
Jakarta ada 20 buah, populasi pengusaha rotan di Sulawesi selatan ada 35
anggota, populasi di Indonesia tahun 2003 ada 35 buah (27 populasi ditambah
dengan propinsi baru yaitu Banten, Bangka Belitung, Kepulauan Riau Minahasa,
Maluku Selatan, Maluku Utara, Papua Timur, Papua Barat dan Papua Selatan dan
kehilangan satu propinsi Timor-Timur).pada umunya yang dimaksud dengan populasi
adalah semua hal, objek atau orang yang ingin dipelajari.
jumlah
seluru nilai dalam populasi
Rata-rata
hitung populasi =
Jumlah data/observasi dalam populasi
Rata-rata
hitung populasi yang bisa disebut dengan paremeter juga dapat disajikan dalam
bentuk symbol yaitu
µ=
s
Di mana:
µ :
rata-rata hitung populasi
Σ : symbol dari operasi penjumlahan symbol Σ
dibaca sigma
𝗑 : jumlah total data atau pengamatan dalam
populasi
N : jumlah total data atau pengamatan dalam
populasi
Σ𝗑 : jumlah dari
keseluruhan nilai x ( data ) dalam populasi
3.2.2 Rata-rata Hitung Sampel
Rata-rata hitung sampel secara teknik
perhitungan relatif hamir sama dengan rata-rata hitung popilasi. Pada Rata-rata
hitung sempel ditekankan pada unsure sampelnya.penertian sampelsebagaimana
diuraikan pada Bab 1 adalah suatu bagian atau proporsi daripopulasi tertentuyang
menjadi kajian atau perhatian. Mengapa tidak menggunakan populasi saja? Alas an
utamanya adanya ketrbatasan waktu, biaya, dan tenaga. Anda bayangkan untuk
mengetahui pendidikan orang di Indonesia
harus dilakukan dengan menanyai seluru penduduk indonesiaatau bagian quality
control pada persahaan, apakah bagian ini harus meniliti semua produk yang
dihasilkan, kalau semua produk dijadikan simple,lalu bagian mana yang dijual? Contoh
lain adalah bagian ranting acara televisi perlu semua orang ditanyai acara apa
yang dilihat? Berdasarkan kondisi
keseluruhan populasi. Oleh sebab itu, pemilihan sampel dari populasi dilakukan
dengan memberikan peluang yang sama terhadap semua anggota populasi dilakukan
dengan cara lain, sampel diplih dengan pertimbangan khusus dan disesuaikan
dengan tujuan. Beberpa cara pemilihan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan
pengocokan sampel atau memakai table random.
Rata-rata
hitung sampel dihitung dengan cara:
Rata-rata hitung sampel
=

Rata-rata hitung sampel atau ukuran lainyang berdasarkan pada
sampel biasa disebut dengan statistik juga dapat di sajikan dalam bentuk symbol
sabagai bentuk:

Di mana:
𝗑 : Rata-rata hitung
sampel.simbol x dibaca “x bar”
Σ : Simbol dari operasii penjumlahan symbol Σ
dibaca sigma
𝗑 : jumlah total data atau
pengamatan dari sampel
N : jumlah total data atau pengamatan dari
simple
Σ𝗑 : jumlah dari keseluruhan nilai x (data) dari sampel
3.2.3 Rata-rata Hitung tertimbang
Pada
perhitungan rata-rata hitung populasi dan sampel setiap data dianggap mempunyai
tingkat atau bobot yang sama. Namun demikian, dalam bebrapa kasus ada data yang
dipandang mepunyai bobot yang berbeda. Pertanyaan awal pada sub-bab ini,
mengapa ada data mempunyai bobot yang berbeda? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, berikut berapa kasus untuk memperjelas mengapa diperlukan pembobotan?
1. Pengaruh waktu. Data dengan waktu yang
mempunyai dampak yang berbeda. Teori okonomi menyatakan bahwa permintaan
dipengaruhi oleh pendapatan. Pengaruh pendapatan tahun ini (y,) dengan
pendapatan tahun lalu (yt-1) atau bahkan dua tahun lalu (yt-2) berbeda.permintaan banyak
dipengaruhi oleh yt’dibandingkan dengan yt-1 dan y1-2 Oleh
sebab itu, bobot yt dianggap lebih besar dibandingkan dengan bobot yt-1 dan
yt-2.
2. Pengaruh
volume. Data dengan pengaruh volume berbeda juga mempunyai dampak yang berbeda.
Contoh PT Telkom dan PT Alfa Retailindo, kedua perusahaan misalnya mengalami
kenaikan keuntungan sebesar 20%. Kanaikan 20% pada PT Telkommemberikan kenaikan
sebesar Rp1.5 triliun (0,2 x 7,568), sedang pada PT Alfa Retailindo sebesar Rp
5 maliar (0,2 x 25). Dipandang perlu memberikan pembobotan yang berbeda antara
PT Telkom dan PT Alfa Retailindo.
Atau dapat
disederhanakan menjadi :
Di
mana:
X :
rata-rata hitung tertimbang
Σ :
simbol dari operasi penjumlahan
𝗑 : Nilai data yang berada dalam populasi/sampel
N :
jumlah total data atau pengamaan dari populasi/sampel
W :
Nilai bobot dari suatu data.
3.2.4 Rata-rata Data Berkelompok
Pada
sub-bab 32.1 sampai 32.2di bahas cara memperoleh rata-rata hitung untuk data
tunggal pada sub-bab ini, akan dibahas tentang rata-rata data berkelompok.
Pengertian data berkelompok adalah data yang suda dikelompokkan dalam bentuk
distribusi frekuensi.data yang suda dikelompokkan akan kehilangan identitas
data menta sehingga untuk melihat nilai rata-rata hitung harus diduga dari
distribusi frekuensinya.
Pengelompnkan
data dalam bentuk distribusi sebagaimana dijelaskan pada Bab 2.akan memperrmuda
untuk memahami dan menyederhanakan data. Data-data yang sudah dikelompokkan
dalam satu kelas akan memiliki karakteristik yang sama, dan dalam satu kelas
akan mencerminkan oleh nilai tengah kelasnya. Oleh sebab itu, rata-rata hitung
untuk data brkelompok baik populasi maupun sampel dirumuskan sebagai berikut.

X
= 
Di
mana:
X :
Rata-rata data berkelompok
Σ :
Simbol dari operasi penjumlahan
f :
Frekuensi masing-masing kelas
X : Nilai tengah masing-masing kelas
ΣfX :
Jumlah dari seluru hasil perklian antara frekuensi dan nilai tengah
masing-masing kelas
N :
Jumlah total data atau pengamatan.
Contoh:
Brikut
adalah data yang sudah dikelompokan dari 20 perusahaan yang sahamnya menjadi
pilihan pada bulan Maret 2003.buatlah nilai rata-rata untuk harga saham pilihan
tersebut.
|
Interval
|
Nilai Tengah (x)
|
Jumlah Frekuensi ( f )
|
|
160-303
|
231,5
|
2
|
|
304-447
|
375,5
|
5
|
|
448-591
|
519,5
|
9
|
|
592-735
|
663,5
|
3
|
|
736-878
|
807,0
|
1
|
|
|
||
Penyelesaiannya:
=
9.813,5/20 = 490,7
Jadi
rata-rata harga saham pilihan untuk 20 perusahaan adalah Rp 490,7 per lembar.
3.2.5 Memahami Sifat Rata-Rata Hitung
Rata-rata
hitung sebagai salah satu ukuran pemusatan mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
1. Setiap
kelompok baik dalam bentuk skala interval maupun rasio mempunyai rata-rata
hitung
2. Semua
nilai data harus dimasukan kedalam perhitungan rata-rata hitung.
3. Satu
kelompok baik kales maupun satu kesatuan dalam populasi dan sampel hanya
mempunyai satu rata-rata hitung.
4. Rata-rata
hitung untuk membandingkan karakteristik dua atau lebih populasi atau sampel.
5. Rata-rata
hitung sebagai satu-satunya ukuran pemusatan,maka jumlah deviasi setiap nilai
terhadap rata-rata hitungnya selalu sama dengan nol.
6. Rata-rata
hitung sebagai sebagai titik keseimbangan dari keseluruan data, maka letaknya
berada ditengah data.
7. Rata-rata
hitung nilainya sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim yaitu nilai yang sangat
besar atau kecil.
8. Bagi
data dan sekelompok data yang sifatnya terbuka (lebih dari atau kurang dari)
tidak mempunyai rata-rata hitung.
3.3 Median
Median merupakan salah satu ukuran
pemusatan..Median merupakan suatu nilai berada di tengah tengah data ,setelah
data tersebut di urutkan . Mungkin anda bertanya , mengapa perlu median setelah
anda pelajari rata –rata hitung? Dari sifat rata –rata hitung di ketahui bahwa
rata –rata hitung sangat di pengaruhi oleh oleh
data ekstrim baik yang terbesar maupun yang terkecil, rata rata hitung tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.
Pada contoh 3.2 nilai rata rata dari laba bersih 9 perusahaan Rp.1.142.67
miliar. Apabila anda mempunyai perusahan dengan hanya Rp 20 miliar, apakah anda
termasuk kelompok tersebut?
Nilai
rata-rata hitung lababersih tersebut mengandung makna bias, karna ada data yang
sangat ekstrim yaitu nilai tertinngi mencapai Rp 7.568 miliar dan terkecil Rp
15 miliar, di mana jarak tertinggi mencapai hamper 505 kali dari yang terkecil.
3. 3.1
Median untuk Data Tidak Berkelompok
Median
untuk data tidak berkelompok adalah nilai yang letaknya di tengah data yang
telah di urutkan, namun datanya belum dikelompokan ke dalam kelas/kategori
tertentu atau belum dalam bentuk distribusi frekwensi.
1. Letak
dari median dapat dicari dengan rumus (n+1)/2
2. Apabila
jumlah datanya ganjil, maka nilai median merupakan nilai yang letaknya di
tengah data.
3. Apabila jumlah datanya genap, maka nilai
median merupakan nilai rata-rata dari dua data yang letaknya berada di tengah.
Contoh
3-7
Berikut
adalah rencana penambahan pesawat dari 6 perusahaan maskapai penerbangan
nasional pada tahun 2007
|
No
|
Nama
Maskapai Penerbangan
|
Unit
Rencana Penambahan
|
|
1
|
Garuda
Indonesia
|
8
|
|
2
|
Merpati
Nusantara
|
|
|
3
|
Lion
Air
|
30
|
|
4
|
Pelita
Air Service
|
|
|
5
|
Adam
Air
|
6
|
|
6
|
Mandala
Airlines
|
2
|
(Ket : garis diantas adalah letak median)
Carilah
letak dan nilai median dari contoh tersebut!
Penyelesaian:
1. Menentukan
letak median(n+1)/2= 3,5
2. Mengurutkan
data dari yang terbesar ke terkecil. Urutan menjadi
Urutan nilai : 30 8 8 6 3 2
Urutan latak : 1 2 3 4 5 6
3. Letak
median 3,5 terletak antara urutan letak 3 dan 4. Nilai median adalah nilai ke-3
ditambah nilai ke-4 dibagi 2 yaitu (8+6)/2 = 7. Jadi nilai median adalah 7
3.3.2
Median
untuk Data Berkelompok
Pengertian median untuk data berkelompok tetaplah sama yaitu nilai
yang letaknya ada ditengah data, sehingga data berada setengahnya di atas dan
setengahnya di bawah. Yang membedakan median data berkelompok dan median data
tidak berkelompok adalah pada data berkelompok nilai informasinya atau
karakteristik dari masing-masing data tidak dapat diidentifikasi lagi, yang
dapat diketahui hanya karakter dari kelas atau intervalnya. Akibatnya akan
terdapat kesulitan dalam menentukan nilai median yang tepat pada suatu interval kelas. Oleh sebab itu,
pendugaan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menentukan
letak kelas di mana nilai median berada, letak median untuk data berkelompok
adalah n/2, di mana n adalah jumlah frekwensi.
2. Melakukan
interpolasi di kelas median untuk mendapatkan nilai median dengan rumus sebagai
berikut:
|
n – Cf
f
|
Di mana:
Md :
Nilai median
L : Batas bawah atau tepi kelas di mana
median berada
n : Jumlah total frekwensi
Cf : Frekuensi komulatif sebelum kelas median
berada
f : Frekuensi di mana kelas median berada
i : Besarnya interval kelas
3.3.3 Sifat-sifat median
1. Nilai
median bersifat unik, untuk sekelompok data hanya ada satu nilai median.
2. Untuk
menentukan nilai median harus dilakukan pengurutan data dari yang terkecil ke
terbesar atau sebaliknya
3. Nilai
median tidk dipengaruhi oleh nilai ekstrem seperti halnya nilai rata-rata
hitung
4. Median
dapat dihitung untuk sebuah distribusi frekuensi dengan kelas interval yang
terbuka
Modus
merupakan salah satu ukuran pemusatan di samping rata-rata dan median. Modus
adalah suatu nilai pengamatan yang paling sering muncul, sebagai salah satu
alat ukur modus relatif jarang digunakan dibandingkan dengan rata-rata hitung
dan median.
Bagaimana
mencari nilai modus?
1. Untuk
data tidak berkelompok,maka modus adalah nilai yang sering muncul atau
frekuensi yang paling banyak.
2. Untuk
data berkelompok, maka modus diperoleh dari rumus sebagai berikut:
|
d1
d1
+ d2
|
Di mana
Mo : Nilai modus
L :
Batas bawah atau tepi kelas dimana modus berada
d1 :
Selisih frekuensi modus dengan kelas sebelumnya
d2 :
Selisih frekuensi modus dengan kelas sesudahnya.
contoh 3-9
Berikut adalah nilau PAR dari 8 perusahaan di
BEJ berdasarkan analisis PT Bahan Sekuritas. Hitunglah nilai modusnya!
|
No
|
Nama
Perusahaan
PT
Telkom
|
Nilai
PAR
500
|
|
2
|
PT
Astra Indonesia
|
500
|
|
3
|
PT
TempoScan Pasific
|
500
|
|
4
|
PT
Bank Centra Asia
|
250
|
|
5
|
PT
Unilever Indonesia
|
100
|
|
6
|
PT
International Nikel
|
1000
|
|
8
|
PT
Semen Cibinong
PT
Ramayana Lestari S.
|
500
200
|
Penyelesaian:
1. Menghitung
angka yang sering muncul yaitu 500 = 4,250 = 2,100 =1, dan 1.000 = 1
2. Jadi
modusnya adalah 500, yaitu angka yang paling sering muncul.
3.4
MODUS
Modus
merupakan salah satu ukuran pemusatan disamping rata rata hitung dan median. Modus
adalah suatu nilai pengamatan yang paling sering muncul. Sebagai contoh modus
seperti merek mobil apa yang banyak dibeli konsumen, berapa tingkat inflasi
yang sering terjadi tahun 2003, dan apa tingkat pendidikan yang umum di
indonesia. Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah modus.
Kaji kasus : persaingan
ketat industri mobil : model baru dibuat
Tidak
ada krisis dalam bisnis otomotif . ketika krisis terjadi penjualan mobil
meningkat 5% dan mencapai 318.000 unit . bila dibandingkan dengan jenisnya, konsumen
lebih senang dengan jenis non sedan. Alasan konsumen adalah non sedan lebih
irit dan lega.
Apabila
dilihat dari persaingna antar merek. Maka untuk mobil non sedan didominasi oleh
mitsubhisi diikuti dengan toyota, suzuki, isuzu, dan daihatsu. Pengembangan
mitsubishi kuda rupanya bersaing dengan toyota kijang. Untuk kelas sedan,
toyota sangatlah dominan dalam pasar dibandingkan dengan honda, suzuki, hyundai
dan BMW. Kejutan toyota dengan solunanya mampu mendongkrak penjualan mobil
sedan toyota.
Sumber
: indonesia corp
Dari
kasus diatas dapat disimpulkan bahwa modus untuk jenis mobil adalah jenis non
sedan. Untuk mobil merek non sedan, maka mitsubishi adalah modus., sedangkan
untuk mobil sedan modusnya adalah toyota.
Modus
sebagai ukuran pemusatan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kemudahan modus
adalah mudah ditemukan, dapat digunakan untuk semua skala pengukuran, serta
tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim. Namun modus juga mempunyai kelemahan
diantaranya kadangkala sekumpulan data tidak mempunyai modus, sehingga semua
data dianggap modus. Kelemahan lain kadangkala sekumpulan data memiliki modus
lebih dari satu. Oleh sebab itu sebagai salah satu alat ukur, modus relatif
jarang digunakan dibandingkan dengan rata rata hitung dan median.
Bagaimana mencari nilai
modus?
1. Untuk
data tidak berkelompok, maka modus adalah nilai yang sering muncul atau
frekuensi yang paling banyak.
2. Untuk
data berkelompok, maka modus diperoleh dari rumus sebagai berikut :

Mo = L + D1
. i
D1 +D2
Dimana :
Mo :
Nilai modus
L :
Batas bawah atau kelas dimana modus berada
D1 :
selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
D2 :
selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
I :
besarnya interval kelas
Contoh :
Berikut adalah nilai PAR dari 8
perusahaan di BEJ berdasarkan analasis PT. BAHANA SEKURITAS, hitunglah nilai
modusnya !
|
No
|
Nama
Perusahaan
|
Nilai
PAR
|
|
1
|
PT.
Telkom Tbk.
|
500
|
|
2
|
PT. Astra International Tbk
|
500
|
|
3
|
PT. Tempo scan pacific Tbk
|
500
|
|
4
|
PT. Bank Central Asia Tbk
|
250
|
|
5
|
PT. Universal Indonesia Tbk
|
100
|
|
6
|
PT. International nicket Tbk
|
1000
|
|
7
|
PT. Semen Cibinong Tbk
|
500
|
|
8
|
PT. Ramayana Lestari S. Tbk
|
250
|
Penyelesaian :
1. Menghitung
angka yang sering muncul yaitu 500 = 4, 250 = 2, 100=1, dan 1.000 = 1.
2. Jadi
modusnya dalah 500, yaitu angka yang paling banyak muncul.
3.5
Hubungan Rata Rata Hitung, Median, Dan Modus
1. Kurva
simetris
Kurva simetris adalah
kurva dimana sisi kanan dan kiri sama, sehingga kalau dilipat dari titik
tengahnya maka akan ada dua bagian yang sama. Untuk kurva yang simetris, maka
nilai untuk rata rata hitung (x), median (Md), dan modus (Mo) sama. Kurva
simetris juga dapat dikatakan sebagai kurva dengan kecondongan nol.
2. Kurva
condong kekiri
Kurva
condong kekiri atau condong positif disebabkan nilai rata rat hitung lebih
besar dibandingkan median dan modus. Hal terjadi karena adanya nilai ekstrim
tinggi yang mempengaruhi nilai rata rata hitung, sedangkan median dan modus
tidak terpengaruhi. Pada kejadian seperti ini data sampel atau populasi pada
umumnya bernilai rendah, tetapi ada beberapa data ekstrim yang bernilai sangat
tinggi, mendorong nilai rata rata meningkat.
3. Kurva
condong kekanan
Kurva
condong kekanan atau condong negatif disebabkan nilai rata rata hitung lebih
kecil daripada nilai median dan modus. Penyebab dari peristiwa ini adalah
adanya nilai ekstrim rendah yang mempengaruhi nilai rata rata hitung. Data
sampel atau populasi pada umumnya relatif tinggi dan ada beberapa data yang
nilainya ekstrim sangat rendah. Hal ini menyebabkan nilai rata rata terdorong
untuk turun. Dalam kondisi demikian, maka nilai rata rata hitung tidak terlalu
baik digunakan dibandingkan dengan ukuran median dan modus.
Hubungan
antara nilai tengah, Md dan Mo dapat disimpulkan bahwa apabila nilai tengah,
Md, Mo hampir sama, maka ketiga ukuran bbaik untuk digunakan. Untuk sekumpulan
data ynag memiliki nilai ekstrim baik ekstrim tinggi maupun rendah, maka curva
akan condong kekiri dan kekanan, maka nilai rata rata hitung kurang baik
digunakan, dan median serta modus menjadi ukuran yang lebih baik.
Untuk
kasus kurva yang normal atau simetris, maka terdapat hubungan antara rata rata
hitung , median, dan modus yang dinyatakan sebagai berikut:
Modus = rata rata hitung – 3 (rata rata hitung -
median)
Rata rata hitung = {3(median)- modus }/2
Median = {2 (rata rata hitung ) + modus }/3
3.6.
Ukuran Letak.
Pada
sebab sub- bab sebelumnya sudah di bahas ukuran pemusatan yaitu rata –rata
hitung, median. Dan modus serta ketiga
ukuran pemusatan tersebut.
3.6.1 Kuartil
Kuartil
adalah ukuran yang membagi data yang telah di urutkan atau data yang berkelompok 4 bagian sama besar.


0% 25%
50% 75% 100%
Kuartil
membagi data sebelah kanan 75 % kuartil 2 ( K2 )
membagi data menjadi 2 bgian yang sama yaitu sisi kanan dan sisi kiri sebanyak
50 % .kalau kurva berbentuk simetris, maka K2 akan
sama dengan median .Kuartil 3 ( K3 )
membagi data sebelah kiri sebar 75% dan sebelah kanan sebesar 25 % .
3.6.2
Desil
Desil
adalah ukuran letak yang telah diurutkan atau data berkelompok menjadi 10
bagian yang sama besar atau setiap bagian desil sebasar 10%.
Desil
membagi data (n) jadi 10 bagian yang sama. D1
adalah kelompok data 10% seharusnya sampai 10% pertama, D2 untuk data
20% dari data pertama sampai 90% dari urutan data sangat bermanfaat apabila
pengelompokan data. dalam suatu puluhan10, 20, 30….90% namun apabila pengelompokan cukup 25, 50, dan
75% maka kuartil lebih sesuai.
![]() |

0
D1 D2 D3
D4 D5 D6
D7 D8 D9
n
|
Ukuran
Letak
|
Rumus
Ukuran Letak
|
|
|
Data tidak berkelompok
|
Data berkelompok
|
|
|
Desil 1 (D)
|
[1(n+1) ] / 10
|
1n/10
|
|
Desil 2 (D2)
|
[2(n+1) ] / 10
|
2n/10
|
|
Desil 3 (D3)
|
[3(n+1) ] / 10
|
3n/10
|
|
|
|
|
|
Desil (D2)
|
[9(n+1) ] / 10
|
9n/10
|
|
|
||
3.6.3 Presentil
Presentil
juga merupakan bagian dari ukuran letak. Presentil adalah ukuran letak yang
membagi data yang telah diurutkanatau data yang berkelompok menjadi 100 bagian
yang sama besar,atau setiap bagian dari desil sebesar 1%.
Apabila
kuartil hanya membagi 4, dan desil sebanyak 10.maka dengan presentil,kita dapat
mengetahui pada skala yang lebih kecil seperti presentil 22 (P22),atau
presintil ke-66 (P66) dimana pada skala kuartil dan desil tidak
dapat ditemukan.
Presintil
membagi data (n) menjadi 99 bagian yang sama p1 adalah kelompok data
1% pertama, p2 untuk data 2%dari data pertama, dan seterusnya sampai P99
yaitu kelompok data dari pertama sampai 99%
dari urutan data.presentil sangat bermanfaat apabila pengelompokan dalam
satuan dan bukan puluhan. Apabila pengelompokan seperti 1%, 5% 35% ….99%, maka
presentil akan sangat membantu. Namun apabila pengelompokkan cukup 25, 50, dan
75%,maka kuartil lebih sesuai,atau kalau hanya angka puluhan seperti 10%,
20%...90% maka desil cocok. Jadi untuk menentukan apakah menggunakan kuartil,
desil, atau presentil tergantung pada tujuan dan masalah yang dihadapi.
Rumus mencari letak presentil untuk data tidak
berkelompok dan berkelompok adalah sebagai berikut:
|
Ukuran
Letak
|
Rumus Ukuran
Letak
|
|
|
Data tidak
berkelompok
|
Data berkelompok
|
|
|
Presentil 1
(P1)
|
[1(n+1)] / 100
|
1n/100
|
|
Presentil 2
(P2)
|
[2(n+1)] / 100
|
2n/100
|
|
Presentil 3
(P3)
|
[3(n+1)] / 100
|
3n/100
|
|
|
|
|
|
Presentil
99(P99)
|
[99(n+1)] /
100
|
99n/100
|
DAFTAR
PUSTAKA
v Surharyadi
Purwanto S. K ( Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern )
v http //
www.Statistiaka Eknomi Bisnis . Com
v http //
Statistik keuangan I . co.id


Tidak ada komentar:
Posting Komentar