MSDM II
“KOMPENSASI DAN
PENGHARGAAN SDM”
OLEH :
Edward Rudi ( 10021056-VI
A )
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
SURABAYA
KOMPENSASI DAN PENGHARGAAN
SDM
1.1 Pengertian Kompensasi (Compentition).
Kompensasi
merupakan suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan
bahwa perusahaan akan diperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari
karyawannya.
Agar tujuan ini tercapai secara
efektif dan memberikan kepuasan bagi semua pihak yang adil dan layak, mengacu
pada undang – undang ketenagakerjaan, serta memperhatikan internal dan
eksternal konsistensi.
Setiap progam kompensasi harus
mampu mendorong seseorang untuk bekerja, seperti apa yang dikemukakan oleh
Peterson dan Plowman bahwa orang mau bekerja karena :
1. The
desire to live.
Artinya orang mempunyai keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama. Orang
bekerja untuk bertahan hidup.
2. The
desire for possession.
Artinya keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan kebutuhan berikutnya, yang
menyebabkan mengapa orang mau bekerja,
3. The
desire for power. Artinya adanya keinginan untuk
memiliki kekuasaan.
4. The
desire for recognition. Artinya adanya keinginan untuk
mendapat pengakuan dari pihak lain.
1.2 Fungsi Kompensasi
Dengan demikian kompensasi mempunyai fungsi
yang cukup penting di dalam memperlancar jalannya roda organisasi/perusahaan.
Menurut
Martoyo (1994), Fungsi Kompensasi adalah :
a.
Penggunaan
SDM secara lebih efisien dan efektif
Kompensasi yang tinggi pada seorang
karayawan mempunyai implikasi bahwa organisasi memperoleh keuntungan dan
manfaat maksimal dari karyawan yang bersangkutan karna besarnya kompensasi
snagat di tentukan oleh tinggi/rendahnya produktifitas kerja karyawan yang
bersangkutan.
b.
Mendorong
Stabilitas Dan Pertumbuhan Ekonomi
Sistem kompensasi yang baik secara
langsung dapat membantu stabilitas organisasi dan secara tidak langsung ikut
andil dalma mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pemberian
kompensasi yang kurang baik dapat menyebabkan gejolak dikalangan karyawan
akibat ketidak puasan. Pada gilirannya gejolak ketidak puasan ini akan
menimbulkan kerawanan ekonomi.
1.3
Tujuan-tujuan Kompensasi
Tujuan
pengelolahan sistem kompensasi didalam organisasi adalah untuk menarik dan mempertahankan
sumber daya manusia, karena organisasi memerlukan untuk mencapai sasaran –
sasarannya. Untuk mempertahankan dan menjaga tingkat prestasinya, maka motivasi
dan komitmen perlu ditingkatkan. Karena itu organisasi berkeinginan untuk
melakukan kesejahteraan sasaran organisasi dan individu. Misalnya : upah atau
gaji, bonus, komisi dan penmbagian laba, yang berubungan dengan motivasi
ekstrinsik.
Tujuan
adanya diadakan pemberian kompensasi sebagai berikut :
1. Untuk
menjalin ikatan kerja sama antara pimpinan dengan karyawan.
2. Member
kepuasan kepada karyawan.
3. Untuk
memotivasi karyawan dalam bekerja.
4. Untuk
menciptakan disiplin kerja bagi karyawan
1.4 Asas-asas Kompensasi
1)
Asas
Adil
Besarnya kompensasi yang di bayar
kepada setiap karyawan harus di sesuaikan dengan prestasi kerja, jenis
pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerjaan, dan memenuhi
persyaratan internal konsistensi.
2)
Asas
layak dan wajar
Kompensasi yang di terima karyawan
dapat memenuhi kebutuhannya pada tingkat normative yang ideal.tolak ukur layak
relative penatapan kompensasi di dasarkan atas batas upah minimal pemerintah
dan internal konsistensi yang berlaku.
1.5 Jenis-jenis Kompensasi
1. Berdasarkan
tunai langsung tidaknya pembayaran, kompensasi terdiri dari :
a)
Kompensasi
langsung (direct compensation),
adalah suatu balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan karena telah
memberikan presentasinya demi kepentingan perusahaan dan berkaitan secara
langsung dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Contoh : upah/gaji,
insentif/bonus, tunjangan jabatan.
b)
Kompensasi
tidak langsung (indirect compensation),
adalah pemberian kompensasi kepada karyawan sebagai tambahan yang didasarkan
kepada kebijaksanaan pimpinan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan
karyawan. Kompensasi ini tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan yang
dilakukan oleh karyawan. Contoh : tunjangan hari raya (THR), tunjangan pensiun,
tunjangan kesehatan, dan lain sebagainya.
1.6
Metode
Kompensasi
1.
Metode
tunggal
Suatu
metode yang dalam penetapan gaki pokok hanya di dasarkan atas ijasah terakhir
dari pendidikan yag di miliki karyawan. Jadi tingkat golongan dan gaji pokok
seseorang hanya di tetapkan atas ijasah terkahir yang di jadikan standard.
2.
Metode
jamak
Suatu
metode yang dalam gaji pokok di dasarkan atas beberapa pertimbangan seperti
ijasah, sifat pekerjaan, pendidikan formal, bahkan hubungan keluarga ikut
menetukan besarnya gaji pokok seseorang. Jadi standard gaji poko yang pasti
tidak ada ini terdapat pada perusahaan-perusahaan swasta yang di dalamnya masih
sering terdapat diskriminasi.
1.7 Cara
penentuan besarnya kompensasi
1.
Harga atau nilai pekerjaan
Penilaian harga suatu jenis pekerjaan
merupakan tindakan pertama yang dilakukan dalam menentukan besarnya kompensasi
yang akan diberikan kepada karyawan. Penilaian harga pekerja dapat dilakukan
dengan cara, sebagai berikut :
a)
Melakukan analisis jabatan/pekerjaan
Berdasarkan
analisis jabatan akan di dapat informasi yang berkaitan dengan :
-
Jenis keahlian yang dibutuhkan
-
Tingkat kompleksitas pekerjaan
-
Resiko pekerjaan dan
perilaku/kepribadian yang di tuntut oleh pekerjaan tersebut.
b) Melakukan
survey “ harga “ pekerjaan sejenis pada organisasi lain.
Harga
pekerjaan pada beberapa organisasi dapat dijadikan sebagai patokan dalam
menentukan harga pekerjaan sekaligus sebagai ukuran kelayakan kompensasi
c)
Menjamin
keadilan
Pemberian
kompensasi yang baik juga bertujuan utnuk menjalin keadilan dalam arti,
perusahaan memberikan imbalan yang sepadan untuk hasil karya atau presentasi
pekerja yang di berikan pada organisasi.
d)
Menghargai
perilaku yang di inginkan
Besar
kecilnya pemberian kompensasi juga menunjukkan penghargaan organisasi terhadap
perilaku karyawan yang di inginkan bila karyawan yang berperilaku sesuai harapan
organisasi, maka penilaian kinerja yang di berikan akan lebih baik daripada
karyawan kurang sesuai dengan harapan organisasi.
e)
Mengendalikan
biaya-biaya
Dalam
jangka pendek, pemberian kompensasi pada karyawan yang berprestasi akan
membesar biaya. Namun, secara jangka panjang, kera karyawan yang lebih efektif
akibat pemberian kompensasi yang baikm dapat mengendalikan biaya-biaya yang
tidak perlu.
f)
Memenuhi
peraturan-peraturan legal
Selain
lima tujuan di atas, kompensasi juga bertujuan untuk memenuhi peraturan
perturan legal seperti Upah Minimum Rata-rata (UMR), ketentuan lembur, jaminan
social tenaga kerja ( JAMSOSTEK ), asuransi tenaga kerja ( Astek ), dan
fasilitas lainnya tersebut lebih tinggi dari organisasi lainnya, maka
organisasi tersebut akan lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan yang qualified ( berkualitas )
2. Sistem Kompensasi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya kompensasi
Organisasi
atau perusahaan dalam menentukan besarnya kompensasi sangat dipengaruhi oleh :
a. Adanya
permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Permintaan,
artinya pihak perusahaan sangat membutukan tenaga kerja, maka secara otomatis
kompensasi relative tinggi. Sedangka penawaran,
artinya pihak individu atau perseorangan yang membutuhkan pekerjaan, maka
tingkat kompensasi relative lebih rendah.
b. Kemampuan
dan kesediaan perusahaan membayar.
Bahwa ukuran besar-kecilnya
kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan akan sangat tergantung kepada
kemampuan financial yang dimiliki perusahaan, dan juga seberapa besar kesediaan
dan kesanggupan perusahaan menentukan besarnya kompensasi untuk karyawannya.
c. Serikat
buruh atau organisasi karyawan.
Pentingnya eksistensi karyawan
dalam perusahaan, maka karyawan akan membentuk suatu ikatan dalam rangka
proteksi atas kesemena-menaan pimpinan dalam memberdayakan karyawan.
d. Produktivitas
kerja/prestasi kerja karyawan.
Kemampuan karyawan dalam
menghasilkan prestasinya kerja akan sangat mempengaruhi besarnya kompensasi
yang akan diterima karyawan.
e. Biaya
hidup/cost of living.
Tingkat biaya hidup di suatu daerah
akan menentukan besarnya kompensasi.
f.
Posisi atau jabatan karyawan.
Tingkat jabatan yang dipegang
karyawan akan menentukan besar-kecilnya kompensasi yang akan diterimanya, juga
berat ringannya beban dan tangggung jawab suatu pekerjaan.
g. Tingkat
pendidikan dan pengalaman kerja.
Pendidikan dan pengalaman berperan
dalam menentukan besarnya kompensasi bagi karyawan.
h. Sektor
pemerintah.
Pemerintah sebagai pelindung
masyarakat berkewajiban untuk menertibkan sistem kompensasi yang ditetapkan
perusahaan/organisasi, serta instansi-instansi lainnya, agar karyawan
mendapatkan kompensasi yang adil dan layak, seperti dengan dikeluarkannya
kebijakan pemerintah dalam hal pemberian upah minimum bagi para karyawan.
Beberapa sistem kompensasi yang biasa di
gunakan adalah sebagai berikut :
a)
Sistem
prestasi
Upah
menurut prestasi kerja sering juga di sebut dengan upah sistem hasil.
Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah
dengan prestasi kerja yang di tujukan oleh karyawan yang bersangkutan.
b)
Sistem
waktu
Besarnya
kompensasi di hitung berdasarkan standard waktu seperti jam, hari,minggu,bulan.
kelemahan dari sistem waktu ini sebagai berikut :
-
Mengakibatkan pengendornya semangat
karyawan yang produktifitasnya tinggi ( di atas rata-rata )
-
Tidak membedakan usia , pengalaman, dan
kemampuan karyawan.
-
Membutuhkan pengawasan yang cepat agar
karyawan sungguh-sungguh bekerja. wes entek
Sedangkan
kelebihan sistem waktu ini adalah sebagai berikut :
-
Dapat mencegah hal-hal yang kurang di
inginkan seperti pilih kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat.
-
Menjalin kepastian penerimaan upah
secara periodic.
-
Tidak memandang rendah karyawan yang
cukup lanjut usia.
c)
Sistem
kontrak/borongan
Penetapan
besarnya upah dengan sistem kontrak/borongan didasarkan atas kuantitas,
kualitas dan lamanya penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian.
1.8
Pengaruh
Lingkungan Eksternal pada Kompesasi
Diantara
factor-faktor yang mempengaruhi upah dan kebijakan kompensasi adalah ssuatu
yang berada di luar perusahaan yaitu sebagai berikut :
a)
Pasar
tenaga kerja
Pasar
tenaga kerja mempengaruhi desain kompensasi dalam dua cara pertama, tingkat
persaingan tenaga kerja sebagai menetukan batas rendah atau floor tingkat
pembayaran. Jika tingkat pembayaran suatu perusahaan teralalu rendah, tenaga
kerja yang memenuhi syarat tidak akan bersedia bekerja di perusahaan itu.
b)
Kondisi
Ekonomi
Salah
satu aspek yang juga mempengaruhi kompensasi sebagai salah satu factor
eksternal adalah kondisi-kondisi ekonomi industry terutama derajat tingkat
persaingan, yang mempengaruhi kesanggupan untuk membayar perusahaan itu dengan
gaji tinggi .
c)
Peraturan
pemerintah
Pemerintah
secara langsung mempengaruhi tingkat kompensasi melalui pengendalian upah dan
penunjuk yang melarang peningkatan dalam kompensasi untuk para pekerja tertentu
pada waktu tertentu, dan hokum yang menetapkan tingkat tarif upah minimum,
gaji, pengaturan jam kerja dan mencegah diskriminasi.
d)
Serikat
pekerja
Pengaruh
eksternal penting lain pada satu program kompensasi kerja adalah serikat kerja.
Kehadiran serikat kerja di perusahaan sector swasta di perkirakan meningkat
upah 10 sampai 15 persen dan menaikkan tingkat tunjangan sekitar 20 sampai 30
persen serikat pekerja sudah cenderung menjadi penentu upah manfaat dan
meningkatkan kondisi kerja.
1.9
PENGARUH
LINGKUNGAN INTERNAL PADA
KOMPENSASI.
Faktor internal mempengaruhi upah:
ukuran, umur, anggaran, tenaga kerja perusahaan dan siapa yang dilibatkan untuk
membuat keputusan untuk organisasi. Dengan begitu hanya anggaran tenaga kerja
yang dan siapa yang membuat keputusan akan dibahas dibawah ini sebagai berikut:
a.
Anggaran
tenaga kerja.
Anggaran
tenaga secara normal identik dengan jumlah unag yang tersedia untuk kompensasi
karyawan tahunan.
b.
Siapa
yang membuat keputusan.
Keputusan
atas beberapa banyak yang harus dibayar, sistem apa yang dipakai, manfaat apa
untuk ditawarkan, dan sebagainya, dipengaruhi dari bagian atas hingga bawah
perusahaan.
1.10 KOMPENSASI PELANGKAP .
Alasan
– alasan pentingnya pengembangan kompensasi pelengkap ini, antara lain:
a. Adanya
organisasi karyawan yang semakin krisis untuk menunjukkan hak mereka sebagai
pekerja atau karyawan.
b. Persaingan
yang ketat diantara para organisasi, sehingga untuk mempertahankan keryawan
yang berprestasi menurut adanya kompensasi pelengkap.
c. Kenaikan
biaya hidup sebagai akibat dari perkembanagan lingkungan ekonomi akan menurut
adanya pemberian kompensasi perlengkapan.
d.
Dikeluarkan peraturan – peraturan atau
perundang – undangan oleh pemerintah yang mengatur kesejahteraan buruh atau
karyawan akan menuntut organisasi itu untuk menyesuaikan diri.
Keuntungan
– keuntungan kompensasi, sebagai berikut:
a. Meningkatkan
semangat kerja dan kesetiaan karyawan terhadap organisasi.
b. Menurunkan
jumlah obsesi para keryawan dan menurunkan perputaran kerja.
c. Mengurangi
pengaruh organisasi karyawan terhadap kegiatan organisasi.
d. Meminimalkan
biaya – biaya kerja lembur, yang berarti mengefektifkan prestasi kerja karyawan.
e. Mengurangi
adanya intervensi pemerintah dalam rangkaian penyelenggaraan kesejahteraan
karyawan.
Bentuk kompensasi pelengkap berbeda-beda, demikian
juga istilahnya pun tiap organisasi berbeda-beda , misalnya yang menyebut
program pelayan , pembayaran di luar gaji/upah, benefit (keuntungan) karyawan
dan ada yang menyebutnya pemberian tunjangan ,tetapi juga masih tepatnya
pemberian gaji atau upah maksimum karyawan yang bersangkutan tidak bekerja.
1.11 TAHAPAN MENETAPKAN KOMPENSASI.
Untuk
memenuhi tujuan – tujuan tersebut, perlu diikuti tahapan – tahapan manajemen
kompensasi seperti berikut:
a.
Tahap
1
Mengevaluasi
tiap pekerjaan, dengan menggunakan informasi analisis pekerja. Untuk menjadi
keadilan internal yang didasarkan pada nilai relative setiap pekerjaan.
b.
Tahap
2
Melakukan
survei, upah, dan gaji untuk menentukan keadilan eksternal yang didasarkan pada
upah pembayaran dipasar kerja.
c.
Tahap
3
Menilai
harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembayaran upah yang didasarkan pada
keadilan internal dan eksternal.
1.12 TANTANGAN DALAM KOMPENSASI.
Sebagai
besar metode – metode untuk menentukan pembayaran harus bisa menentukan
keputusan yang tepat ketika tantangan timbul. Implikasi inilah yang menjadi
alasan analisis membuat penyesuaian lebih lanjut untuk menentukan kompensasi,
yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan
strategis.
b. Tingkat
upah berlaku.
c. Kekuatan
serikat pekerja.
d. Pemerataan
pembayaran.
e. Penyesuaian
dan strategi kompensasi.
f.
Kendala pemerintah.
g. Tantangan
kompensasi.
h. Produktivitas
dan biaya.
1.13 KOMPONEN-KOMPONEN KOMPENSASI
a) Upah
adalah harga untuk jaa yang telah di terima atau diberikan oleh orang lain bagi
kepentingan seseorang/bdan hukum.
b) Gaji
adalah suatu bentuk bayaran periodic dari seorang majikan pada karyawan yang di
natakan dalam suatu kontrak kerja.
c) Insentif
adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang berbeda karena memang
prestasinya berbeda
d)
Kompensasi
tidak langsung adalah bentuk kompensasi di luar gaji
secara fisik.
1.14
KEBIJAKAN KOMPENSASI
Kebijakan
kompensasi yang sudah baku dan sering kali tidak mudah diubah dapat menghambat
masuknya pegawai baru yang baik, karena kompensasinya tidak memotivasi calon
untuk memasuki organisasi. Kompensasi ini dapat berupa gaji atau upah dan
berbagai keuntungan lainnya seperti tunjangan-tunjangan kesehatan, keluarga,
fasilitas kerja, dan lain – lain. Untuk lebih jelas berkaitan dengan faktor
yang mempengaruhi kompensasi tersebut akan dijelaskan pada penguraian tersebut
:
1.
Faktor
Pemerintah
Peraturan yang berhubungan dengan
standar gaji minimal, pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya
transportasi dan devalasi sangat mempengaruhi petusahaan dan dalam menentukan
kebijakan kompensasi tersebut.
2.
Penawaran
Bersama antara Perusahaan
dan Pegawai
Kebijakan dalam menentukan
kompensasi dapat mempengaruhi pula pada saat terjadinya tawar menawar mengenai
besarnya upah yang harus di berikan oleh perusahaan dalam merekrut pegawai yang
mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang sangat dibutuhkan oleh
perusahaan.
3.
Standard
Dan Biaya Hidup Pegawai
Kebijakan kompensasi perlu
mempertimbangkan standard dan biaya hidup minimal pegawai.dengan terpenuhnya
kebutuhan dasar pegawai dan keluarganya, maka pegawai merasa aman.terpenuhnya
kebutuhan dasar dan rasa aman memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh
motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
4.
Ukuran
Perbandingan Upah
Kebijakan dalam menentukan
kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar kecilnya perusahaan, tingkat
pendidikan pegawai, masa kerja pegawai.
5.
Permintaan
dan Persediaan
Dalam menentukan kebijakan
kompensasi perlu mempertimbangkan tingkat persediaan atau permintaan pasar.
Artinya kondisi pasar pada saat itu di jadikan bahan pertimbangan dalam menentukan
tingkat upah pegawai.
6.
Kemampuan
Membayar
Dalam menentukan kebijakan
kompensasi perlu didasarkan pada kemampuan perusahaan dalam membayar upah
pegawai.Artinya jangan sampai menetukan kebijakan kompensasi di lur batas
kemampuan yang ada pada perusahaan.
PENGHARGAAN
Definisi dan Penjelasan.
Penghargaan adalah suatu yang diberika pada perorangan
atau kelompok jika mereka melakukan sesuatu keunggulan di bidang tertentu.
Penghargaan adalah ganjaran yang diberikan untuk
memotivasi para karyawan agar produktivitasnya tinggi (Tohardi, 2002 : 317).
Penghargaan adalah insentif yang mengaitkan bayaran atas dasar untuk dapat
meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang
kompetitif (Henri Simamora, 2004:514). Penghargaan adalah reward dalam bentuk
uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang
telah ditentukan (Mahmudi, 2005 : 89).
Dengan adanya pendapat para ahli diatas maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa suatu penghargaan adalah imbalan yang diberikan dalam
bentuk material dan non material yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada
karyawannya agar mereka dapat bekerja dengan motivasi yang tinggi dan
berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan, dengan kata lain pemberian
penghargaan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivits dan mempertahankan
karyawan yang berprestasi agar tetap berada dalam perusahaan.
Pemberian
sistem penghargaan dimaksudkan sebagai dorongan agar karyawan mau
bekerja dengan lebih baik dan membangkitkan motivasi sehingga dapat mendorong
kinerja karyawan menjadi lebih baik.
1. Tujuan.
Dalam lingkup luas, sistem penghargaan organisasional adalah semua yang dihargai dan diinginkan sumber daya manusia yang mampu dan mau diberikan perusahaan sebagai ganti atas kontribusi yang diberikan sumber daya manusia tersebut. Didalamnya terbagi lagi menjadi berbagai penghargaan finansial dan non-finanasial. Meskiput uang adalah alat yang sangat besar pengaruhnya bagi karyawan dan produktivitas mereka, dampak dari penghargaan non-finansial juga sama berartinya bagi karyawan.
Dalam lingkup luas, sistem penghargaan organisasional adalah semua yang dihargai dan diinginkan sumber daya manusia yang mampu dan mau diberikan perusahaan sebagai ganti atas kontribusi yang diberikan sumber daya manusia tersebut. Didalamnya terbagi lagi menjadi berbagai penghargaan finansial dan non-finanasial. Meskiput uang adalah alat yang sangat besar pengaruhnya bagi karyawan dan produktivitas mereka, dampak dari penghargaan non-finansial juga sama berartinya bagi karyawan.
Penghargaan dapat menjembatani gap antara tujuan
perusahaan dengan harapan dan aspirasi individual (Sedamaryanti, 2001: 83).
Untuk dapat efektif, sistem penghargaan
organisasional harus menyediakan 4 hal, yaitu:
• Tingkat penghargaan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasar perusahaan.
• Kesamaan dengan pasar tenaga kerja eksternal.
• Kesamaan didalam organisasi.
• Perlakuan yang berdasarkan kebutuhan individual
terhadap setiap anggota organisasi.
Secara luas sistem penghargaan diciptakan untuk
menarik, menahan, dan memotivasi kinerja karyawan. Namun tujuan yang lebih penting didalamnya adalah keadilan atas
persamaan yang bias dicapai dengan setidaknya tiga dimensi berikut:
• Kesamaan Internal : berdasarkan harga dari apa yang
diberikan karyawan bagi perusahaan.
• Kesamaan Eksternal : disesuaikan dengan pembayaran
raya-rata perusahaan lainnya.
• Kesamaan Individual : pembayaran yang adil sesama
individu yang melakukan pekerjaan
yang sama atau serupa.
Karyawan menginginkan penghargaan yang setimpal dengan apa yang diberikannya kepada perusahaan dan sama dengan yang diterima karyawan lain dengan pekerjaan serupa pasti karyawan tersebut akan menunjukkan hasil kerja yang konsisten. Norma ekuitas adalah hal yang penting bagi sistem penghargaan.
Jika karyawan tidak memperolehnya, maka cenderung akan
mengurangi sumbangsih mereka atau bahkan keluar dari perusahaan tersebut. Jadi
dalam sisi yang lebih luas, sistem penghargaan dirancang agar mampu menarik
perhatian, mempertahankan dan mendorong karyawan agar bekerja lebih produktif.
Dimana sistem penghargaan harus mencerminkan win-win result, bagi karyawan dan
perusahaan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.
Terdapat empat faktor yang harus dijadikan dasar dalam
mempertimbangkan kebijakan penghargaan (reward) menurut Nawawi (1999 : 317),
yaitu Internal Consistency (konsistensi internal), External Compentitiveness
(persaingan/ kompetensi eksternal), Employee contributions (kontribusi
karyawan), dan Administration (administrasi),
Konsistensi Internal yang kadang-kadang disebut dengan keadilan internal merujuk kepada pekerjaan atau tingkat keahlian didalam sebuh perusahaan, yang membandingkan kontribusi mereka dalam pencapaian tujuan organisasi.
Konsistensi Internal yang kadang-kadang disebut dengan keadilan internal merujuk kepada pekerjaan atau tingkat keahlian didalam sebuh perusahaan, yang membandingkan kontribusi mereka dalam pencapaian tujuan organisasi.
Dengan
perkataan lain konsistensi internal merupakan penetapan pemberian penghargaan
(reward) yang didasarkan pada perbandingan jenis-jenis pekerjaan didalam
perusahaan. Untuk itu perlu maka perlu dilakukan analisa jabatan (job
analisis), uraian pekerjaan/tugas (job description), evaluasi pekerjaan (job
evaluation) dan job structur untuk menentukan besarnya imbalan untuk tiap-tiap
jenis pekerjaan. Konsistensi internal menjadi salah satu faktor yang menentukan
semua tingkatan imbalan pekerjaan yang sama, maupun semua pekerjaan yang
berbeda.
3.
Artikel Sistem Penghargaan Karyawan:
Hubungan Kinerja Karyawan Dengan Sistem Penghargaan
Kinerja karyawan dihasilkan oleh perpaduan antara pengetahuan (knowledge),
keahlian (skill) dan kemampuan (ability). Seorang karyawan yang mempunyai
pengetahuan yang luas, keahlian khusus serta kemampuan yang baik dalam mencapai
tujuan perusahaan akan menghasilkan kualitas dan kinerja yang baik. Akan tetapi
bila salah satu diantara ketiga faktor tersebut tidak ada, maka kualitas dan
kinerja karyawan akan menjadi rendah. Ketiga faktor tersebut dapat ditingkatkan
dengan merekrut orang yang sudah mampu atau melatih karyawan yang ada.
Perusahaan apabila mengetahui rendahnya kinerja karyawan, sementara
teknologi dianggap sudah memadai, maka perlu diteliti kembali sistem
penghargaan yang digunakan untuk meningkatkan kemauan (motivasi) para
karyawannya. Pada teori ini dinyatakan bahwa penghargaan (reward) terutama gaji
dan upah termasuk sebagai suatu syarat untuk memenuhi kebutuhan dasar. Teori
dasarnya adalah apabila kebutuhan dasar manusia terpenuhi, maka manusia akan
mempunyai dorongan untuk berusaha, mungkin dengan bekerja keras untuk memperolehnya.
Penghargaan (reward) dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong/
memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik sesuai dengan tanggung jawabnya
bahkan melebihi target pekerjaan yang telah ditetapkan perusahaan.